Pria yang sehari-hari tinggal sendiri itu pada Januari lalu menelepon ambulans setelah mengalami gangguan pada pernapasannya. Petugas medis yang mendapat kabar langsung mendatangi rumah pria itu.
Namun, dia harus menerima kenyataan pahit setelah 25 rumah sakit di kota itu menolaknya. Pihak rumah sakit beralasan mereka tidak bisa menerima dia lantaran saat itu tidak ada lagi tempat tidur dan kurangnya dokter yang dapat menangani dia.
Petugas ambulans akhirnya memutuskan untuk membawa lelaki tidak disebutkan namanya itu ke sebuah rumah sakit di Provinsi Ibaraki. Meski hanya membutuhkan waktu 20 menit untuk sampai ke lokasi, namun nyawa pria itu sudah tidak tertolong lagi setibanya di rumah sakit. Penyebab kematian belum diumumkan.
Salah satu petugas ambulans yang turut membawa lelaki ini mengatakan pihaknya belum pernah melihat pasien yang begitu banyak menerima penolakan dari rumah sakit.
Alhasil, pejabat Kota Kuki meminta agar rumah sakit di wilayah itu mampu meningkatkan jumlah dan kapasitas ruang gawat darurat. Padahal, setiap rumah sakit umum di Negeri Sakura itu mendapat subsidi dan memiliki standarisasi.